KAJIAN SOISOLOGI SASTRA DALAM KUMPULAN CERITA B

KARYA SASTI GOTAMA

Dyah Ayu Roiyani Sumaji

Pondok Pesantren Modern Babussalam

dayu9063@gmail.com

Abstrak

Kumpulan cerita B karya Sasti Gotama yang secara jelas dominan memceritakan tentang fakta-fakta kehidupan dan polemic yang marak terjadi saat ini dikalangan masyarakat. Hampir 70 % cerita yang ada pada buku Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama ini berkisah tentang kehidupan perempuan atau feminisma. Selain feminisma Penulis juga memberika sentuhan sosial dan psikolgi yang begitu kental dalam setiap cerita yang ditulis. Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui struktur sosial kehidupan sehari-hari yang tertanam dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan objek penelitian Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama dengan metode analisis isi, atau disebut juga sebagai content analysis. Informasi yang digunakan dalam analisis deskriptif ini adalah data yang disajikan berupa daftar dialog atau prolog dari cerita dengan tahapan dalam analisis data diawali dengan tahap membaca, dilanjutkan dengan simak dan catat kemudian baru menganalisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan  adanya nilai-nilai sosial dan agama yang tertanam dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama sebagai cerminan kehidupan bagi pembacanya.

Kata Kunci : Sosiologi sastra, nilai sosial, dan agama.

A. PENDAHULUAN

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia yang diwujudkan secara lisan maupun tulisan atas apa yang dilihat, dirasakan, di alami atau bahkan yang dikhayalkan. Kini sastra banyak mengalami kemajuan seiring berkembangnya teknologi yang ada, sehingga taka sing jika sekarang ini sastra banyak digandrungi oleh berbagai kalangan. Dulu dimana dunia sastra kental sekali dengan buku, perpustakaan dan bahkan ada yang menganggap jadul sekarang terpatahkan dengan adanya kemajuan sastra yang semakin kreatif dan inovatif. Tanpa mengurangi karakteristik sastra, sekarang karya sastra dikemas dalam bentuk yang lebih modern sehingga mampu menarik antusiasme berbagai kalangan terutama kalangan muda. Tidak heran  jika banyak penulis muda yang lebih memilih  terjun ke dunia sastra dan turut membuatnya lebih dikenal luas di khalayak umum.

Dengan sastra manusia dapat mengekspresikan apa yang dipikirkan, dialami, dirasakan dalam bentuk tulisan dengan menuangkan ide dan menggambarkan citra baik tersurat maupun tersirat kepada pembaca melalui teks yang imajinatif pada karya sastra. Kehidupan dalam karya sastra bisa nyata atau direkayasa seperti yang terjadi dalam masyarakat. Sebagaimana pendapat Saryono bahwa sastra adalah kreatifitas yang berkaitan dengan manusia beserta kehidupannya dan memiliki seni keindahan tersendiri yang dapat disampaikan melalui Bahasa sebagai medianya dalam bentuk lisan maupun tulisan yang bersifat imajinatif. Sastra bukan hanya sekedar artefak atau barang mati, melainkan sastra merupakan sosok hidup, sebagai sosok yang hidup, sastra dapat berkembang secara dinamis dengan menyertai sosok-sosok lainnya seperti politik, ekonomi, kesenian dan kebudayaan(Saryono,2009:16-17).

Untuk menulis karya sastra yang menarik manusia lagi-lagi tidak bisa lepas dari Bahasa. Sudah jelas diketahui bahwa Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk bisa berinteraksi dengan manusia lain, karena manusia adalah makhluk sosial yang dimana manusia tidak akan bisa hidup sendiri pasti memerlukan orang lain dan bahasalah yang mempersatukan manusia satu dengan yang lainnya. Seperti yang dijelaskan Chaer (2012:33) bahwa bahsa adalah system, berbentuk lambang, bunyi, bersifat arbitrer, bermakna, konvensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, manusiawi, digunakan sebagai alat interaksi sosial, dan berfungsi sebagai identitas penuturnya. Chaer lebih menjelaskan Bahasa sebagai alat komunikasi yang meniliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan Bahasa yang dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lain atau bisa dikatakan Bahasa merupakan hak milik manusia sevagai insan yang mampu berkomunikasi dan dan manusia bisa berkembang dan bertahan hidup.

Salah satu jenis karya sastra adalah cerpen, cerpen adalah  adalah cerita pendek yang ceritanya lebih ringkas, konflik yang dimunculkan tidak banyak dan penyelesaian ceritanya relative lebih singkat. Cerpen juga mengandung faktor internal dan faktor eksternal yang merupakan unsur dasar dalam membentuk suatu cerita yang utuh. Pembaca dapat membaca cerpen hanya dengan sekali duduk, artinya tidak memakan waktu terlalu lama-lama ketika membacanya. Cerpen berisi tentang nilai – nilai yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat ditransformasikan menjadi sebagai referensi aktif dan menambah wawasan pengalaman bagi para pembacanya.

Cerpen masih memiliki hubungan dengan sosial budaya, karena nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen banyak berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang ada dikehidupan masyarakat. Sedangkan sosial budaya adalah semua sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan manusia, dengan begitu penggambaran kebudayaan dapat dihidupkan dalam cerpen. Karena itu sesuai realita yang ada, sekarang kebanyakan cerpen lahir dari implementasi kehidupan nyata dari pengarangnya baik dari pengalaman hidupnya sendiri ataupun orang lain. Karena itu sudah terlihat jelas bahwa karya sastra dan kehidupan sosial sangat berkaitan erat, adanya problematika sosiallah yang melahirkan gagasan ide sebuah karya sastra.

Penelitian sosiologi sastra ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial terutama sosial budaya yang ada dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama. Penelitian ini menitikberatkan pada nilai sosiaokultural yang ada pada Kumpulan Cerita B, dimana cerita yang ada dalam buku ini berisi tentang berbagai fakta kehidupan dimasyarakat yang menarik sebagai bentuk pengolahan dan imajinasi yang kreatif.

B. KAJIAN TEORI

Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra adalah cabang ilmu yang objek kajiannya berkaitan dengan hubungan sosial masyarakat dengan lingkungannya. Sasaran Sosiologis Sastra utamanya adalah bahwa kegiatan terjadi pada individu-individu atau sekelompok komunitas yang terkait erat dengan kehidupan sosial. Lebih lanjut Wolf (dalam Faruk, 2013: 77 ) menetapkan bahwa definisi Sosiologi adalah ilmu yang tak berbentuk dan tak terdefinisi, hanya terdiri dari studi empiris dan berbagai percobaan pada teori yang lebih umum. Ada kesamaan dalam bagaimana literatur berurusan dengan hubungan antara sastra dan masyarakat.

Nilai Sosial Budaya

Nilai sosial adalah pondasi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebagai penunjuk arah dan pengontrol manusia dalam bertingkat laku sesuai norma. Dengan nilai-nilai sosial manusia mampu Bersama-sama tahu bagaimana hidup untuk saling menghargai, menghormati, tolong menolong, dan saling menyayangi. Nilai-nilai sosial telah ditentukan dengan tujuan membentuk identitasnya ketika berinteraksi dengan manusia. Jadi nilai masyarakat penting dalam hubungan langsung dengan masyarakat dan dapat menjadi acuan bagi masyarakat dalam berkomunikasi dengan orang lain.

            Suparlan, P. (dalam Ryan dan Endang, 2016) suatu nilai-nilai budaya merupakan sebagai acuan bagi pemenuhan untuk kebutuhan adab, yaitu untuk mengetahui segala kebutuhan-kebutuhan untuk mengetahui mana yang benar sebagai lawan dari yang salah, yang suci dari yang kotor, yang indah dari yang buruk, dan sebagainya. Nilai budaya yang kita dapat jumpai dimasyarakat menjadi kebiasaan yang bersifat tetap tetapi juga ada nilai budaya yang bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Namun meskipun berubah tidak akan merubah nilai-nilai tradisi yang terkandung didalamnya.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan objek penelitian Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama dengan metode analisis isi, atau disebut juga sebagai content analysis yang menitik beratkan pada isi, informasi yang tertulis pada cerita. Informasi yang digunakan dalam analisis deskriptif ini adalah data yang disajikan berupa daftar dialog atau prolog dari cerita dengan tahapan dalam analisis data diawali dengan tahap membaca, dilanjutkan dengan simak dan catat kemudian baru menganalisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan  adanya nilai-nilai sosial dan agama yang tertanam dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama sebagai cerminan kehidupan bagi pembacanya.Apa yang akan dipaparkan dalam Kajian ini berkaitan dengan aspek sosial budaya yang dideskripsikan oleh penulis melalui cerita dan pandangan penulis terhadap kehidupan sosial.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simak dan catat. Dimana peneliti membaca cerita yang ada dibuku Kumpulan Cerita B kemudian mencatat dialog yang dianggap termasuk dalam penelitian. Kemudian langkah-langkah Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Peneliti membaca dan mengamati seluruh cerita dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama, kemudian mengklasifikan dialog-dialog yang termasuk pada nilai sosial budaya. Setelah mendapatkan data peneliti mengklasifikan dan mendeskripsikan data yang ditemukan.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

            Hasil penelitian pada kajian sosiologi sastra Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama ini hanya focus pada nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat pada cerita. Nilai Sosial terbagi menjadi empat yaitu nilai tolong menolong, bertegur sapa. Sopan santun dan musyawarah. Sedangkan nilai budaya juga terbagi menjadi empat yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, alam, manusia dan dirinya sendiri. Terdapat 15 data dimana menurut peneliti termasuk dalam nilai-nilai sosial dan budaya yang berhasil didapatkan dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel data penelitian.

Tabel 1. Data Nilai Sosial

Jenis Nilai SosialData
Tolong Menolong2
Bertegur Sapa2
Sopan Santun3
Musyawarah2

Tabel 2. Data Nilai Budaya

Jenis Nilai BudayaData
Manusia dengan Tuhan2
Manusia dengan Alam1
Manusia dengan Manusia2
Manusia dengan Diri Sendiri1

Nilai Sosial

    Dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama terdapat 9 data yang termasuk dalam nilai-nilai sosial. Yaitu nilai tolong menolong 2 data, nilai bertegur sapa 2 data, nilai sopan santun 3 data dan nilai musyawarah 2 data. Adapun pembahasannya sebagai berikut.

  1. Tolong Menolong

Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan satu sama lain, dan sesame manusia harus menumbuhkan rasa tolong menolong yaitu membantu satu sama lain. Dengan terciptanya jiwa tolong menolong dalam kehidupan masyarakat maka akan tercipta kehidupan yang damai dan mampu meringankan beban orang lain. Berikut analisis datanya:

”Pukul 12.00 seharusnya saya bisa mengirimkan banyak pesan kepada kekasih saya sambil mengudap jatah makan siang. Namun, saya harus membatalkan niat itu. Mirna pingsan. Sebagai teman terdekatnya, saya harus menemaninya di klinik pabrik hingga siuman. Setelah saya pijit-pijit ujung jari kakinya, juga saya oleskan balsam (saya tidak menemukan minyak kayu putih di klinik) d pucak hidungnya, ia mulai membuka mata”

(Kumpulan Cerita B, 2022 : 21)

Terlihat dalam penggalan cerpen Kekasih Sempurna ini tokoh Saya menolong temannya yang Bernama Mirna yang sedang pingsan. Dan membawanya ke klinik pabrik, ia menemani Mirna hingga siuman.

“ Dulu putriku senang memakai rok. Besok bisakah kau dating memakai rok? Aku akan sangat senang jika kau mau.”

“ kenapa tidak? Kata Luz dalam hati. Bukankah membahagiakan hati orang lain itu baik.?. makai a mengangguk” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 142)

Dari kutika cerpen Luz Tak Ingin Pulang terdapat nilai tolong menolong yang dilakukan Luz untuk tokoh Bapak didepan rumahnya, dengan dating memakai rok maka akan membahagiakan bapak itu karena ingat dengan anaknya.

  • Bertegur Sapa

Bertegur sapa atau sapaan adalah sikap saling menyapa sesame manusia untuk meningkatkan komunikasi yang baik dalam masyarakat. Dengan saling menyapa akan menciptakan masyarakat yang rukun dan damai. Ada 2 data yang ditemukan peneliti dan termasuk dalam nilai sosial bertegur sapa yaitu.

“ siapa namamu?” lan bertanya dengan nada seorang ibu yang membujuk anaknya makan.

Sin ingin menjawab dengan lantang hewan buas. Buas. Aku Binatang jalang. Namun mulutnya tak bergerak.

“ aku Lan.” Lan mengulurkan tangannya.(Kumpulan Cerita B, 2022 : 53)

Nilai sapaan yang pertama ada pada penggalan cerpen berjudul B berupa kalimat tanya yang menanyakan nama yang dilontarkan Lan kepada lawan tuturnya yaitu Sin, akan menciptakan pondasi komunikasi antara Lan dan Sin yang baik. Yang awalnya mereka tidak saling mengenal pada akhirnya mereka menjadi teman.

                        “ Bagaimana Harimu?”(Kumpulan Cerita B, 2022 : 125)

Nilai sapaan yang kedua juga berupa kalimat tanya yang menanyakan kabar kepada seseorang yang telah dikenal sebelumnya. Tokoh Mina menanyakan kabar kepada tokoh aku, hal ini mampu menciptakan keakraban antara sesame manusia. Kutipan cerpen ini ada pada judul cerpen Tawa Mina.

  • Sopan Santun

Sikap, norma dan tata krama sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya tata krama yang baik a Sopan santun yang terkandung dalam kumpulan cerpen ini seperti tergambar dalam kutipan berikut mampu menumbuhkan efek positif bagi diri sendiri dan orang lain sesuai dengan norma dan nila-nilai yang baik.

“Terima kasih,” Ucap lam malu-malu sambil membenahi selimut dan baju. Ia sadar bahwa apa yang dikenakannya terlalu tipis dan jenuh dengan keringat. (Kumpulan Cerita B, 2022 : 156)

Nilai Sopan santun yang pertama berada pada cerpen berjudul Cerita Singkat Tentang Musim Penghujan berupa kalimat terima kasih. Dengan mengucapkan kata terima kasih kita sudah menghargai atas apa yang dilakukan orang lain terhadap kita.

“maaf” kata Bar mendesis. Ia kikuk (Kumpulan Cerita B, 2022 : 165)

Nilai yang kedua berupa kata maaf, dengan mengucapkan kata maaf maka kita memiliki rasa tanggungjawab atas apa yang telah kita lakukan. Kutipan ini berada pada cerpen berjudul Sore Hari Ketika Waktu Telah Pergi.

“ Tolong sampaikan kepada pak jaksa mas. Aku mau dihukum mati saja”

Ku lihat mata Rintotidak ada tanda-tanda ia sedang berkelakar. Ia memang menginginkan kematian. (Kumpulan Cerita B, 2022 : 93)

Nilai sopan santun yang ketiga adalah kata tolong dimana dengan santun seseorang menggunakan kata tolong untuk meminta sesuatu pada lawan tuturnya. Dengan menggunakan kata tolong akan membuat seseorang melakukan sesuatu dengan sukarela. Kutipan cerpen ini didapat dari cerpen berjudul Kisah Kriminal Paling Memilukan.

  • Musyawarah

Musyawarah adalah salah satu budaya perilaku masyarakat yang bertujuan untuk memecahkan suatu permasalahan dengan mencari jalan tengan, adil dan sama-sama tidak dirugikan. Dengan adanya musyawarah diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang rukun damai dan segala sesuatu diselesaikan dengan kata mufakat atau kesepakatan Bersama. Nilai Musyawarah yang terkandung dalam kumpulan cerpen ini seperti tergambar dalam kutipan berikut.

“Mau teh? Kata si perempuan memotongnya.

“ kopi saja tanpa gula” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 98)

Pada data diatas yang terdapat dari kutipan cerpen berjudul Kado terlihat musyawarah antara 2 tokoh yang menawari minuman teh namun akhirnya memilih kopi.

“aku pergi dulu. Griya Janitra tutup sejam lagi” kata saya saat itu.

“Mau ku antar?”

“Tidak biar aku saja sendiri”

“Hati-hati kalua begitu” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 120)

Dari data diatas terjadi musyawarah antara dua tokoh perihal mengantarkan pulang, yang akhirnya tokoh saya memilih untuk pulang sendiri. Dengan adanya musyawarah dalam segala sesuatu mampu mencapai nilai keadilan dan menguntungkansemua pihak. Penggalan cerpen ini diambil dari cerpen berjudul Sempurna.

Nilai Budaya

Keberadaan budaya penting karena telah berkembang di masyarakat. Kebudayaan sebagai suatu sistem hasil bumi, kegiatan dan ciptaan manusia yang ada dalam suatu masyarakat yang kemunculannya mengalami proses belajar. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran kebudayaan tidak dengan sendirinya melainkan oleh manusia keberadaannya dalam suatu komunitas sosial, sehingga antara manusia, masyarakat dan budaya saling mendukung. Nilai budaya dapat dikelompokkan menjadi empat hubungan antara lain: (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan alam, (3) hubungan manusia dengan masyarakat/sesama, (4) hubungan manusia hubungan dengan diri sendiri.  Dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama terdapat 6 data yang termasuk dalam nilai-nilai budaya. Adapun pembahasannya sebagai berikut.

  1. Hubungan Manusia Dengan Tuhan

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Maka manusia harus taa dengan Tuhannya, dengan mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya maka manusia telah beribadah dan taat kepada Tuhannya. Berikut data yang termasuk hubungan manusia dengan Tuhannya.

“ bertahun-tahun lalu saya pernah membaca kisah tentang pencuri di kolom pojok koran pagi. Ada seorang anak yang menginginkan sebuah kotak pensil bergambar robot. Seperti yang ia lihat dietalase took buku tiap pulang sekolah. Setiap malam ia tak henti-hentinya berdoa, tetapi tuhan tak mengabulkannya. Setiap pagi ia tak berhenti berbuat baik kepada siapapun, tetapi tuhan tak memperkenankannya. Lalu, ia sadar bahwa kasih Tuhan tak bekerja seperti itu. Jadi, ia mencuri kotak pensil itu, kemudian memohon ampun kepada Tuhan” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 78)

Pada kutipan diatas mereka percaya bahwa Tuhan adalah zat yang maha pengampun, Tuhan akan mengampuni dosa manusia yang telah berbuat dosa dan memohon ampunan-Nya. Kutipan ini diambil dari cerpen berjudul Laut Tak Meminjam, Ia Mencuri.

“langit mulai terlihat sewarna anggur dan terdengar azan magrib yang menenggelamkan kegaduhan jalanan. “aku ingin berbincang lebih lama lagi, tetapi hari sudah magrib. Atau kita salat jamaah di masjid A.Yani dulu, baru meneruskan perbincangan?” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 164)

Dari kutipan cerpen Sore Hari Ketika Waktu Telah Pergi menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan dimana manusia menyadari penuh jika sudah terdengar azan magrib maka sebaiknya segera menunaikan ibadah sholat magrib dan menunda sejenak kegiatan yang dilakukan.

            2. Hubungan Manusia Dengan Alam

Nilai-nilai budaya yang diasosiasikan dengan hubungan manusia dengan alam merupakan manifestasi tentang memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidup manusia sekaligus melestarikannya. Kutipan berikutnya terkait dengan alam.

“panasnya seperti desa nenekku. Disana tidak ada saluran PAM atau semacamnya. Tetapi nenek punya sumur timba. Jika mau mandi, aku harus menimba dulu” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 50)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa didesa masih ada sumur yang digunakan sebagai sumber kehidupan mulai kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mandi. Kutipan ini berasalh dari cerpen B.

            3. Hubungan Manusia Dengan Manusia

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan baik itu secara langsung mapun tidak langsung. Berikut adalah kutipan yang dijelaskan dalam cerpen tersebut:

“Bapak mau saya siapkan makanan?”

Lex terkejut tetapi tak menoleh. Ia hafal suara pak San. Pesuruh kantornya. “ saya tidak lapar”

“anda harus makan pak. Saya tahu, bapak dari tadisibuk mengurusi kebakaran itu. Lagi pula ini sudah malam”

“pak san punya pa di pantry?” Lex berbalik badan

“sepertinya ada sedikit kentang, tempe, dan kecap. Duh biasanya saya menyimpan bawang, lada dan garam tetapi kini sedang habis. Atau mau saya pesankan makanan diluar?

Lex tersenyum “ kadang yang tak terduga itu lebih enak. Buatkan saja dengan yang ada. Kejutkan saya” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 65-66)

Dari kutipan diatas terlihat hubungan antara dua tokoh yang sama-sama saling membutuhkan dimana yang satu membantu untuk memadamkan api dan yang satu membuatkan makanan.  Kutipan ini diambil dari cerpen Heroin.

“Dia tidak ada sedang keluar” saya tak tega mengatakan bahwa ia sudah pulang ke rumah mungilnya ditepian sungai beraroma limbah pabrik yang diisi tiga belas orang setiap manusia pernah berdusta, dan karena berdusta jadilah ia manusia.” (Kumpulan Cerita B, 2022 : 74)

Dari kutipan cerpen Laut Tak Meminjam Ia Mencuri ini terdapat nilai budaya hubungan manusia dengan manusia yaitu rasa iba kepada sesame manusia yang akhir dari rasa iba/simpati tersebut timbullah rasa ingin menolong dan melindungi.

            4.Hubungan Manusia Dengan Dirinya Sendiri

Selain sebagai mahluk sosial, manusia juga merupakan mahluk individualis, yang memiliki naluri dan emosi sehingga mereka dapat menentukan tujuan hidup dengan lebih baik. Hubungan antar diri dapat diwujudkan melalui kesabaran, pengertian, penerimaan, dan cinta diri sendiri. Seperti yang ditunjukkan pada kutipan berikut:

“Menurutku semua orang baik selalu ingin berbuat baik, setidaknya kebaikan untuk dirinya seniri. Pengunjung yang meninggalkan sampah di bangku bioskop karena dia tak ingin melelahkan dirinya sendiri mencari tempat sampah.”  (Kumpulan Cerita B, 2022 : 54)

Kutipan dari cerpen B menjelaskan bahwa setiap manusia perlu menyayangi diri mereka sendiri dan selalu berbuat baik setidaknya untuk dirinya sendiri. Karena segala sesuatu dimulai dari diri sendiri baru dengan orang lain, Tuhan dan alam.

KESIMPULAN

Penelitian sosiologi sastra ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai sosial terutama sosial budaya yang ada dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama. Penelitian ini menitikberatkan pada nilai sosiaokultural yang ada pada Kumpulan Cerita B, dimana cerita yang ada dalam buku ini berisi tentang berbagai fakta kehidupan dimasyarakat yang menarik sebagai bentuk pengolahan dan imajinasi yang kreatif.

Hasil penelitian pada kajian sosiologi sastra Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama ini hanya focus pada nilai-nilai sosial dan budaya yang terdapat pada cerita. Nilai Sosial terbagi menjadi empat yaitu nilai tolong menolong, bertegur sapa. Sopan santun dan musyawarah. Sedangkan nilai budaya juga terbagi menjadi empat yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Terdapat 15 data dimana menurut peneliti termasuk dalam nilai-nilai sosial dan budaya yang berhasil didapatkan dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel data penelitian.

Dalam Kumpulan Cerita B karya Sasti Gotama terdapat 9 data yang termasuk dalam nilai-nilai sosial. Yaitu nilai tolong menolong 2 data, nilai bertegur sapa 2 data, nilai sopan santun 3 data dan nilai musyawarah 2 data. Sedangkan dalam nilai budaya terdapat 6 data yaitu 2 Hubungan Manusia dengan Tuhan, 1 Hubungan manusia dengan alam, 2 Hubungan manusia dengan manusia dan 1 hubungan manusia dengan diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Syahrizal. 2013. Sosial Budaya Masyarakat Sasak dalam Perspektif Sastra (Sebuah Kajian Sosiologi Sastra). NTB: KSU “PRIMAGUNA”.

Akbar, S., Retno, W. & Andayani. 2013. Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan dalam Novel Tuan Guru karya Salman Faris. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 1 (1), 54 –68. https://eprints.uns.ac.id/2406/

Chaer, A. (2012). Linguistic Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Faruk. 2013. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saryono, Djoko. 2009. Dasar-dasar Apresiasi Sastra. Yogyakata: Elmatera Publishing

Wellek, R & Austin, W. 2016. Teori

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *